Sunday 6 May 2007

Eagerness to Change Version 2.0

Keinginan Berubah

Catatan Penulis:
Setelah mendapat masukan dari beberapa rekan, judul yang sama ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti ditambah dengan beberapa contoh untuk memberikan pengertian bagian tertentu yang dirasa perlu.


Banyak versi tulisan dengan topik yang sama, Change – berubah, banyak aspek pernah ditulis orang; tulisan ini barangkali bisa sebagai pelengkap kalau bukan tambahan.

Berubah saya artikan menjalankan segala sesuatu yang berbeda dari kondisi sebelumnya dengan tujuan menghasilkan sesuatu yang lebih baik di masa yang akan datang.

Contoh mudahnya: kalau ditugasi membersihkan dan menyapu halaman misalnya, hari pertama lakukan dari kiri ke kanan, semua daun, debu dan sampah dikumpulkan didekat pintu; hari kedua, mulailah berpikir cara yang lebih mudah, cepat, dan praktis untuk menyapu halaman yang sama, dari belakang ke depan, semua daun, debu, dan sampah dikumpulkan di sisi pagar berjajar baru dikumpulkan. Hanya dalam dua hari saja halaman sudah disapu dengan dua cara berbeda, hari berikutnya dapat menggunakan salah satu cara di atas atau mencoba cara baru lainnya dan seterusnya untuk mencapai hasil yang optimal paling bersih, paling cepat, paling mudah.

Pola tindakan di atas dapat melatih pola pikir dan kebiasaan baik untuk selalu mencoba cara terbaik, tercepat, termudah untuk mencapai tujuan yang sama; melatih diri untuk terbiasa pada perubahan.

Aspek perubahan terbagi menjadi dua jenis “controlable” dan “uncontrolable”, faktor yang controlable lebih kepada aspek internal dari pribadi, ini yang akan disorot; sisanya adalah aspek eksternal yang mempengaruhi diri pribadi namun sulit dikendalikan.

Contoh dari aspek internal pribadi adalah: keinginan untuk maju, keinginan bersaing dan lebih baik dari orang lain, aspek “malas”? (Malas di sini adalah malas untuk melakukan hal yang sama atau monoton berulang-ulang dalam waktu yang lama tanpa berubah) atau memikirkan cara lain yang lebih praktis, mudah, murah, cepat, dll namun dengan hasil yang sama atau bahkan lebih baik.

Contoh dari aspek eksternal adalah kondisi lingkungan, pergaulan, rekan kerja, dst.
Dalam banyak kejadian, beberapa rekan atau teman dekat sering berpendapat yang menurunkan semangat, pesimistis, dan bertolak belakang dengan pendapat dengan diri kita. Kecenderungan pengaruh luar ini terkadang bersifat kebalikan dari contoh aspek internal di atas, akibatnya mengikuti arus menjadi pilihan; ini kalau pikiran kita kurang teguh atau terbawa lingkungan.

Kunci mengendalikan diri menyongsong perubahan adalah menempatkan diri dengan baik dan benar; istilahnya Positioining sambil terus mencari peluang dan kesempatan maju.

Mengendalikan diri berarti mengendalikan emosi untuk tidak terpengaruh suara-suara lain yang terkadang melemahkan semangat mencoba.
Saya berkeyakinan apabila upaya mencari peluang dan kesempatan dilakoni dengan sungguh-sungguh, niscaya kesempatan baik akan datang (dengan catatan: pola pikir kita dipacu untuk dilatih dengan pola pikir seperti contoh menyapu halaman di atas). Pada saat ada kesempatan datang, hendaknya tidak disia-siakan; mengetahui dengan sadar bahwa kesempatan atau saatnya telah tiba merupakan satu kelebihan yang tidak akan diberikan secara cuma-cuma tanpa upaya membiasakan diri dengan terobosan-terobosan.

Tips yang dapat dibagikan di sini diantaranya:
- Meningkatkan dan mempertahankan semangat positif termasuk awareness dalam memahami peran dan tindakan yang dibutuhkan; silakan baca: The Art of Awaken Awareness; memahami peran membantu mengisi kebutuhan kemampuan yang diperlukan saat ini, otomatis membantu membuka kesempatan baru dalam rangka berubah ke posisi atau tujuan yang lebih baik.

- Memberikan yang terbaik sebagai bentuk Respect & Care (Hormat & Perhatian) terhadap kemajuan diri pribadi – menjadi profil pribadi yang dicita-citakan. Dalam beberapa kesempatan semasa kuliah, beberapa teman dekat berikrar di awal semester perkuliahan bahwa ”Semester ini saya akan lebih baik...”. Survey membuktikan mereka tidak lebih baik dari yang diirarkan, sampai akhirnya di semester ke sekian, kembali ikrar itu dikatakan dikalangan sesama mahasiswa. Pada saat itu ada secara bercanda ada yang berkomentar ”kasih bukti dong bukan janji... jangan dibalik”
Nah dari contoh sederhana ini, memberikan bukti bahwa kita akan lebih baik mulai hari ini sebaiknya dipandang sebagai salah satu cara untuk memberikan penghargaan terhadap diri pribadi; dalam pendidikan moral sering dikatakan hormatilah dahulu orang lain sebelum dihormati, namun dalam tulisan ini sedikit diplesetkan menjadi ”hormatilah dulu diri sendiri, mudah-mudahan nanti bisa menghormati orang lain untuk akhirnya dihormati...”

- Menjadi teladan bagi diri pribadi, menampilkan prestasi terbaik sebagai persiapan menjadi pribadi yang memiliki Influence (pengaruh); penghargaan dalam bentuk Trust (kepercayaan) akan menjadi milik anda sebagai langkah selanjutnya menuju tangga kesuksesan.
Seperti diungkapkan dalam contoh menyapu halaman di atas, suatu hari dalam kesempatan hidup diandaikan kita memiliki kesempatan memimpin satu atau beberapa orang di bawah pengawasan kita, pada saat itulah keterbiasaan akan pola pikir yang senantiasa berubah mendatangkan manfaat. Bagaimana manfaatnya?
Anak didik atau anak buah akan dapat kita bimbing bahkan kita tunjukkan kelebihan/ kekurangannya karena beberapa cara alternatif yang dilakukan pernah menjadi pengalaman pribadi sewaktu menjalankannya sendiri. Dengan cara ini selain siap berubah, juga dapat menjadi pemimpin yang mampu memberikan keteladanan yang baik.

Keinginan berubah yang selalu didasari keinginan untuk selalu maju, berkembang dan berperngalaman menjadi lebih baik memberikan kesempatan belajar yang terbuka lebar menjadi profil yang berperformansi tinggi.
Apakah ciri orang yang layak disebut berperformansi tinggi? Saya berpendapat bahwa orang tersebut harus mampu memberikan kontribusi segala situasi, minimal dengan memberikan ide dasar untuk memacu (baca: memprovokasi secara positif) ide-ide brilian lainnya. Ini hanya akan tercapai apabila pola pikir telah dipersiapkan dengan tindakan nyata, memulainya sangat mudah dalam segala aspek hidup termasuk mengubah jam berangkat ke kantor (dengan berangkat lebih pagi), mengambil rute perjalanan yang berbeda, mencari tempat makan yang berbeda, mengusulkan cara-cara baru dalam menyelesaikan masalah rutin, hingga berpikir kreatif bagaimana menghasilkan output yang sama atau lebih baik dengan cara-cara baru yang lebih mudah, praktis, dan cepat.

Dalam perjalanan berikutnya, saran, kritik, dan bahkan pujian seyogyanya diterima dengan lapang dada. Tidak terlalu bangga kalau dipuji dan tidak sakit hati kalau dikritik dan dicela. Keahlian dalam mengatur kestabilan emosi memberikan nilai tambah besar dalam mengatasi tantangan dalam proses perubahan.
Adakalanya keberhasilan dihargai dengan baik atau malah masih dicerca karena kurang efisien. Kalimat awal dalam paragraf ini berpesan untuk selalu mawas diri tidak cepat puas walaupun sudah berpikir dengan cara terbaik pada saat melaksanakan satu tugas/ pekerjaan. Selalu berpikir untuk mengubah cara terobosan tanpa terlalu mengkhawatirkan pujian atau cercaan yang bakal diterima akan mempertajam dan membiasakan kemampuan berubah.

Mudah-mudahan versi ini dapat melengkapi versi sebelumnya dengan beberapa contoh.

Seandainya ada komentar dan masukan, saya dapat dihubungi di email: kiki.wibowo@gmail.com

End of Blog

No comments: