Monday 25 June 2007

Minimizing Self Constraints for Success - Version 1.0

Meminimalisasi Penghambat Pribadi Untuk Sukses

Note: Tulisan ini dimuat di salah satu buletin perusahaan farmasi di jakarta

Ide judul tulisan ini tertangkap pada suatu pagi ketika dalam perjalanan memulai aktivitas rutin; salah satu radio di Jakarta mengumandangkan pentingnya semangat dan kendali emosi. Bagi penulis, ini dipersepsikan sebagai konsep kontol terhadap parameter diri.

Inti tulisan ini membicarakan cara pandang, kacamata pandang yang akan diungkap menyoroti konteks parameter diri pribadi sebagai parameter yang controllable (dapat dikendalikan).

Sukses dipersepsikan sebagai akibat positif dari sebab-sebab positif yang menempel erat pada diri seseorang. Salah satu sebab positif yang mendasar adalah keinginan untuk maju, salah satu faktor dalam yang senantiasa dipengaruhi lingkungannya.

Secara umum, lingkungan yang negatif akan berpengaruh terhadap kemajuan dalam proses pengkayaan pengalaman dan mencapai kesuksesan; inilah fokus tulisan ini. Dalam prakteknya ada jenis pribadi (tidak tercakup di sini) yang justru tertantang untuk berprestasi dalam lingkungan yang kurang kondusif sekalipun.

Sehubungan dengan fokus bahasan maka: Apabila self-constrains – hambatan pribadi dapat diatasi, jalan menuju sukses akan lebih lapang, secara tidak langsung akan mengeliminir pengaruh negatif lingkungan.

Berbicara tentang self constrains, terminologi ini akan menjadi karakteristik unik dan spesifik bagi satu individu dengan individu yang lainnya.

Beberapa contoh parameter diri yang menjadi constrains (penghambat), dalam mencapai kesuksesan, diantaranya:

  • Pola pikir (mindset) negatif – segala pemikiran negatif akan berbuah negatif.
  • Semangat & etos kerja yang buruk – gejala yang umum terlihat adalah bekerja dengan sikap menunggu & pasif, menanti hari gajian namun bekerja sebatas ”asal jadi”, menyerah pada keadaan tanpa berpikir atau bertindak positif.
  • Kemampuan dan kemauan pengembangan diri yang terbatas – rasa cepat puas atau akibat tekanan lingkungan & budaya sekitar membuat kebiasaan baik terkikis.
  • Kurang keberanian – takut untuk bertanya, mengklarifikasi dan atau membuat justifikasi termasuk lari dari tanggung jawab atau enggan mengambil keputusan.
  • Ketidakmampuan – umumnya terjadi karena kurang mendapat (termasuk: tidak mencari/ menciptakan/ membaca) kesempatan; sikap berlebihan yang dipertontonkan dalam menanggapi satu masalah, termasuk diantaranya ketidakmampuan mengutarakan atau mengeksekusi buah pikiran menjadi tindakan nyata.
  • Minimnya pengaruh pada lingkungan – seseorang senantiasa memiliki peran dalam lingkungannya. Besar kecilnya peran seseorang diukur dari seberapa banyak buah pikir dan usulan yang dapat diterima lingkungannya untuk dijadikan pertimbangan dalam membuat keputusan akhir
  • Sifat (kecenderungan) ego yang tinggi – kurang berimbangnya keputusan/ tindakan yang diambil dalam mewakili kepentingan personal dan profesional dapat menanamkan benih-benih hambatan pada kesuksesan. Contoh nyata yang sering terlihat adalah timbulnya aroganisme yang disertai emosi yang kurang terkendali. Tidak jarang, sikap ini juga mencerminkan ukuran kapasitas atau kemampuan menempuh tantangan. Semakin besar kapasitas emosional seseorang, semakin baik kemampuannya meredam ego.
  • Tidak berpendirian – berupaya menyenangkan semua orang dengan segala cara dapat mengundang masalah di akhir cerita. Ketika benturan kepentingan terjadi, sikap ini sukar dipertahankan serta kurang mencerminkan kapasitas dan kualitas yang berkecukupan untuk meraih kesuksesan.
  • Niat dan prasangka negatif – sesuatu yang sulit diukur namun merupakan buah pemikiran yang terkadang menghasilkan persepsi-persepsi yang berpengaruh pada kemajuan karir seseorang.
  • Kenyamanan – hidup yang menyenangkan secara berkesinambungan membentuk suatu keengganan, kegelisahan, dan ketidakserasian dalam berubah menaklukkan tantangan berbeda dalam hidup. Merasa aman dengan kondisi yang nyaman akan melenakan dan menurunkan kewaspadaan.

Dari pengalaman dan pengamatan, beberapa karakter yang dapat mendukung kemajuan karir (terlepas dari peran, jabatan, dan pengaruh seseorang) adalah karakter yang terbuka, bersahabat & mudah bergaul, helpfull, informatif, dan tidak membeda-bedakan karakter dan status individu serta mengenali kapasitas lingkungannya, namun dibalik itu semua, berprinsip, berkepribadian, memiliki visi dan mampu mengeksekusi serta memberikan penjelasan logis dan justifikasi yang dapat diterima akal sehat menjadi modal dasar tambahan untuk meningkatkan peluang kesuksesan. Kemampuan beradaptasi seiring perubahan yang terus menerus memberikan kontribusi yang signifikan pada kemajuan dan pengkayaan pengalaman.

Berikut ini beberapa tips-sharing berkenaan dengan kiat mengatasi tekanan lingkungan namun konsisten pada pengembangan sikap dan cara pandang positif dalam ”Meminimalisasi Penghambat Pribadi Untuk Sukses”.

Bersemangat, sebuah kata kerja yang mudah untuk dimiliki namun sulit dipertahankan. Tantangannya adalah: bagaimana mempertahankan semangat positif? Jawabnya adalah: selalu memotivasi diri dan mengingat tujuan serta membayangkan kesuksesan. Bersesuaian dengan hukum aksi reaksi: “apapun yang ditanam adalah yang bakal dituai di hari depan”

Suasana hati yang terkadang baik tatkala senang atau buruk disaat lainya saat menghadapi masalah seyogyanya dipandang sebagai sesuatu yang manusiawi, tidak perlu mempengaruhi roda kehidupan secara umum, terlebih lagi semangat menggapai cita-cita.

Kemampuan mengatasi naik turunnya suasana hati mencerminkan kapasitas diri menangani masalah; kapasitas disini memiliki konteks “kemampuan” untuk sukses.

Berusaha, kata kerja kedua, tolok ukurnya adalah “lebih dari orang lain” bukan hanya kuantitas tapi juga kualitas. Berusaha dengan bantuan pemikiran yang keras secara gamblang akan mempertontonkan perbedaan hasil yang diperoleh; secara otomatis upaya ini akan menunjang keberhasilan. Menjalankan proses dengan memberikan yang terbaik yang ada dalam diri mencirikan kemampuan berusaha yang baik.

Salah satu ciri kapasitas yang tinggi adalah daya tahan pada stress dan pantang menyerah terhadap tantangan dan hambatan luar. Tantangan dari luar adalah parameter yang tidak dapat dikendalikan, mengerahkan energi untuk meniadakan tantangan dan gangguan luar merupakan pemborosan energi, yang hanya mendatangkan kesia-siaan. Hadapilah semua tantangan sebagai salah satu kesempatan pembelajaran dengan berusaha sebaik-baiknya; berfokus pada parameter diri untuk mengkondisikan lingkungan menjadi lebih bersahabat adalah satu cara efektif yang membutuhkan keuletan berusaha.

Berubah, kata kerja berikutnya, dapat diartikan sebagai kemampuan mengembangkan kapasitas, beradaptasi, mengatasi dan menaklukkan tantangan demi tantangan; bangkit dari kegagalan dan kembali berusaha dengan cara berbeda juga termasuk diantaranya.

Kemampuan berubah mencerminkan kreativitas. Hambatan yang silih berganti memberikan pelatihan terselebung menjalankan berbagai variasi situasi dan kondisi yang menunjang proses pematangan.

Pemikiran serius (berpikir keras) untuk mendapatkan solusi terbaik diiringi dengan kemampuan memanfaatkan situasi selayaknya menjadi salah satu kiat dalam menjalani proses mengejar kesuksesan.

Bertujuan, semua kata kerja di atas idealnya dilandasi visi dan misi sukses yang lugas. Tanpa tujuan atau obyektif yang jelas, semua yang dicita-citakan atau sukses yang diimpikan tidak akan terlihat, menjauh, atau berjalan di tempat.

Cita-cita menduduki/ memiliki pengaruh yang besar termasuk jabatan tinggi merupakan harapan yang baik namun akan jauh lebih baik apabila pola pikir pribadi telah dilatih jauh hari sebelum cita-cita tercapai, artinya kapasitas mendahului pencapaian kesuksesan. Jauhkanlah pemikiran ”bagaimana nanti...!”, kembangkanlah hari ini juga jawaban untuk pertanyaan ”Nanti bagaimana?”

Harapan besar penulis agar pembaca sharing ini mendapat inspirasi untuk mempercepat proses meminimalkan penghambat pribadi dalam mencapai kesuksesan.

Penulis, Kiki Wibowo, berdomisili di Jakarta, merupakan salah satu pengurus Ikatan Alumni Teknik Elektro Maranatha – Bandung sejak tahun 2005, mengepalai bidang non-teknis. Karir profesionalnya sebagai salah seorang manager ditempuh pada salah satu perusahaan swasta di Indonesia.

Yang bersangkutan dapat dihubungi melalui email: kiki.wibowo@gmail.com; sharing serupa dengan topik berbeda dapat juga ditemui di http://kikiwibowo.blogspot.com - KW

No comments: