Thursday 25 January 2007

Phylosophy of Things a Correlation of Cause – Consequences Version 1.0

Filosofi Tentang Banyak Hal – sebuah korelasi dari sebab – akibat
Version 1.0


Terdengar sederhana korelasi antara sebab dan akibat ini; akibat adalah konsekuensi logis dari suatu sebab. Ini berlaku untuk kejadian yang telah terjadi. Untuk perencanaan beberapa akibat dapat dianalisa sebagai bagian dari perencanaan termasuk manajemen resiko.

Yang dibahas di sini adalah seni mengkorelasikan sebab dan akibat dalam konteks proses argumentasi. Memimpin argumentasi di saat posisi kuat dan menetralkan situasi dengan bernegosiasi saat kondisi lemah.

Konsep sebab akibat menawarkan pola pikir yang sederhana namun efektif untuk mengetahui akar permasalahan dan menghindari argumentasi berkepanjangan.

Efektivitas dalam berargumentasi juga ditentukan oleh seberapa besar kapasitas lawan bicara kita dalam menerima serta mengolah informasi. Kapasitas besar dapat diartikan memiliki awareness dan logika yang diterapkan dalam argumentasi yang rasional menguasai pokok pembicaraan.

Inti konsep sebab akibat adalah: ”berargumentasilah selama yang dirujuk lawan bicara adalah akibat (konsekuensi logis) dari suatu sebab, namun tunduklah pada kebenaran yang logis apabila yang dirujuk adalah sebab yang menghasilkan akibat sebagai konsekuensi logisnya”

Pada saat lawan bicara mengajukan akibat untuk diperdebatkan, anda dapat mengajukan akibat lain sebagai kemungkinan tandingan; namun tidak demikian pada saat lawan bicara anda merujuk pada sebab yang benar. Jika itu yang terjadi carilah obyek lain untuk diargumentasikan atau mengambil jalan tengah dalam kompromi.

Dimanakah kekuatan konsep ini bagi yang berada di sisi lemah? Salah satu pendekatan solusinya adalah dengan mengarahkan perundingan ke arah yang dapat disepakati, bukan dengan menghindar; mengurangi besarnya tekanan yang ditimbulkannya, seringkali sulit menghilangkan impactnya. Cara ini dipandang lebih fair dibanding argumentasi panjang tanpa arah argumentasi yang jelas.

Bagi sisi yang kuat argumentasi sebabnya, anda dapat memimpin argumentasi dengan peluang kemenangan yang lebih besar memiliki daya tawar yang lebih kuat; hasil akhir sangat ditentukan obyektif dari suatu proses argumentasi ybs.


Untuk jelasnya ada contoh sederhana:
- Anak saya pernah diajari cara membaca yang benar supaya mata tidak rusak, yakni membaca sambil duduk, tidak boleh tiduran; suatu hari dia melihat saya baca sambil tiduran, dia lalu berkata “Papa, jangan baca sambil tiduran nanti matanya rusak”. Serta merta saya duduk karena dia merujuk pada SEBAB bukan akibat.
- Salah seorang rekan kerja beralasan dan berputar-putar perihal penjelasan tidak terselasaikannya suatu pekerjaan; cara yang tidak akan berhasil guna karena alasan adalah AKIBAT; akan berbeda apabila SEBAB yang dikemukakan dengan baik dan benar, misalnya pada proses yang diluar kontrol yang menyebabkan tertundanya pekerjaan.


Untuk tanggapan, saran, dan komentar, hubungi kiki.wibowo@gmail.com

No comments: